Bimmer.ID — Ada kabar baik bagi para penumpang yang bepergian dengan pesawat, karena tak lama lagi Uni Eropa (UE) bakal mengizinkan penggunaan ponsel di pesawat.
Peraturan baru, yang disetujui oleh Komisi Eropa tahun lalu, ini mempersilahkan penumpang pesawat mengaktifkan ponsel tanpa menggunakan flight mode.
Artinya, mereka bisa bebas melakukan panggilan, mengirim pesan, menonton video streaming, dan lain sebagainya di dalam pesawat yang sedang mengudara.
Namun sayangnya, langkah UE mengizinkan penggunaan ponsel di dalam pesawat ini menimbulkan pro dan kontra.
Dari hasil riset yang dilakukan oleh Kayak.UK, satu dari lima penumpang pesawat menentang keputusan itu.
Tercatat 21 persen responden di Inggris menentang penggunaan ponsel di pesawat. Sementara 40 persen responden menerimanya dengan senang hati.
Akan tetapi, dari 40 persen responden yang setuju itu mengatakan bahwa penggunaan ponsel di pesawat tetap harus dibatasi. Mereka sepakat harus ada “jam tenang” saat penerbangan berlangsung.
“Perjalanan dengan pesawat bisa disebut sebagai waktu yang tenang. Ini merupakan bagian dari liburan. Bersantai dan menjauhkan diri dari dunia ini bisa saja terganggu oleh orang lain yang menggunakan 5G,” kata Evan Day, manajer Kayak UK.
Mengapa mode pesawat harus diaktifkan?
Komisi Uni Eropa telah memerintahkan agar maskapai penerbangan bisa menyediakan teknologi 5G di dalam pesawat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Dan 30 Juni 2023 adalah batas waktu terakhir di mana seluruh anggota negara UE harus sudah menyediakan teknologi 5G tersebut di pesawat.
Ini merupakan sebuah perubahan besar bagi maskapai penerbangan. Di mana sebelumnya para penumpang diwajibkan untuk mengaktifkan flight mode jika ingin ponsel mereka menyala. Atau bahkan mematikan ponsel seluruhnya selama perjalanan.
Itu karena sinyal dari ponsel dianggap dapat mengganggu atau memengaruhi perangkat komunikasi penerbangan.
Namun, menurut Kepala Eksekutif Komite Keselamatan Penerbangan Inggris, Dai Whittingham, anggapan itu tidak sepenuhnya benar.
“Dari penelitian yang telah dilakukan, risiko sinyal ponsel yang mengganggu jalannya penerbangan sangatlah kecil,” ujar Whittingham kepada BBC.
Di Amerika Serikat, muncul kekhawatiran jika frekuensi 5G dapat mengganggu sistem penerbangan. Tapi, kekhawatiran itu sama sekali bukan menjadi masalah di Inggris dan UE.
“Tidak ada pengaruhnya. Kami menggunakan frekuensi 5G yang berbeda. Dan ada juga setelan daya yang berbeda dari yang digunakan di AS,” lanjut Whittingham. (Aldion/Euronews Travel)