Bimmer.ID — BMW dan Meta saat ini telah menjalin kerjasama guna mengintegrasikan teknologi virtual reality (VR) pada kendaraan mereka.
Sebelumnya, BMW selama satu dekade terakhir telah berusaha keras untuk mewujudkan hal itu. Namun selalu menemu kendala teknis.
Tantangan terbesarnya adalah bagaimana caranya agar perangkat VR tidak bingung ketika mobil dalam posisi bergerak dan visual interior tetap stabil.
Namun, dengan bantuan Reality Labs dari Meta, hal itu bakal segera terealisasikan. Meta adalah perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook.
Kolaborasi antara BMW dan Meta menghasilkan prototipe headset VR yang mampu memahami perbedaan antara situasi di dalam mobil dan kondisi di luar kendaraan.
Teknologi ini dirancang untuk membantu pengemudi dalam berbagai situasi, mulai dari menemukan mobil di tempat parkir yang ramai, hingga mengingatkan potensi bahaya di jalan serta menampilkan informasi penting terkait kondisi kendaraan.
“Meskipun masih terlalu dini untuk merinci bagaimana atau kapan teknologi ini akan tersedia bagi konsumen, kami melihat berbagai kemungkinan penggunaan perangkat XR dalam kendaraan yang sangat menjanjikan, baik untuk pengemudi maupun penumpang,” kata Kepala Teknologi BMW Group, Claus Dorrer.
Ia merasa optimis serta melihat prospek yang besar pada prospek headset VR ini. Ia menambahkan, kerjasama antara pihaknya dan Meta memungkinkan keduanya menciptakan seperti apa pengalaman berkendara di masa depan.
โKemitraan penelitian ini dengan Meta memungkinkan kami untuk mencari tahu bagaimana bentuk pengalaman XR yang imersif di dalam kendaraan masa depan, dan menjadi pelopor dalam integrasi perangkat semacam ini ke dalam mobil tanpa batas,” lanjut Dorrer.
Tantangan teknis
Headset VR diketahui menggunakan banyak kamera dan sensor agar mampu mendeteksi posisi tepatnya. Sehingga, ketika penggunanya menggerakkan kepala, gambar yang terlihat tetap stabil.
Namun, ketika headset VR ini digunakan di dalam sebuah kendaraan bergerak, sensor pada headset VR menjadi bingung sehingga memberikan sinyal-sinyal yang berlawanan.
Sederhananya, sensor gerak pada headset VR berpikir jika penggunanya sedang bergerak. Tetapi kamera berpikir jika penggunanya sedang dalam posisi diam karena melihat interior mobil yang tak berubah.
Itulah tantangan besar pada penggunaan headset VR dalam kendaraan bergerak yang dipecahkan oleh BMW dan Meta.
Untuk menangani perbedaan antara apa yang terlihat oleh kamera dan apa yang dirasakan oleh headset VR, BMW menggabungkan sensor kendaraan dengan sistem pelacakan Meta Quest Pro.
Metode ini memungkinkan perhitungan posisi perangkat relatif terhadap mobil, serta gerakan mobil relatif terhadap lingkungan.
Hal ini mencakup permainan VR dan mixed reality (MR), hiburan, produktivitas, hingga meditasi.
Wakil Presiden Reality Labs Research Meta, Richard Newcombe, menjelaskan bahwa prototipe penelitian mereka memperlihatkan potensi pengalaman penumpang yang menghibur dan nyaman, yang tertanam langsung pada mobil itu sendiri.
Newcombe menambahkan beberapa ide yang mungkin lebih praktis, misalnya penggunaan kacamata AR untuk menunjukkan landmark, restoran, dan tempat menarik lainnya. Namun, ini baru permulaan dari perjalanan panjang mereka. (Aldion/BMW Group)