Bimmer.ID — Bos BMW , Volkswagen, dan Renault kecam regulasi target pembatasan emisi Uni Eropa (UE) yang dianggap berat sebelah.
Menurut para CEO ketiga raksasa otomotif Eropa itu, pembatasan produksi kendaraan berbahan bakar fossil terlalu menekan, baik kepada produsen maupun konsumen.
Sebagai informasi, UE pada tahun 2035 resmi melarang penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan solar.
Dan jika produsen kendaraan gagal memenuhi peraturan tersebut, mereka bakal dikenai denda yang sangat besar.
Dan mulai tahun 2025, pemerintah UE bakal memperketat emisi gas buang kendaraan penumpang keluaran terbaru yang dijual di Eropa sebesar 25%.
Menurut BMW, VW, dan Renault, membeli kendaraan listrik sepenuhnya merupakan kebebasan pilihan dari konsumen. Sebagai produsen, mereka hanya menyediakan produk dan tak bisa memaksa.
Mereka beranggapan, tidak adil jika pemerintah UE menekan dan memaksa produsen jika konsumen belum berminat untuk beralih pada mobil listrik.
Pemerintah UE kini telah mengeluarkan peraturan-peraturan baru yang bakal memberikan denda โฌ95 (Rp1,6 juta) bagi setiap kendaraan yang terdaftar di UE, dikalikan setiap tahun dari kadar CO2 g/km di atas target.
“Kami menuntut peninjauan kembali peraturan CO2 kendaraan di Uni Eropa,” kata CEO BMW Oliver Zipse, dikutip dari laman Automotive News Europe.
“Dan pada akhir 2025, dunia akan menyadari jika hal itu (pengurangan emisi) tidaklah semudah yang dibayangkan. Perlu diingat, bahwa ini merupakan keputusan dari jutaan konsumen (untuk membeli mobil listrik),” tambahnya.
Senada dengan Zipse, CEO VW Oliver Blume juga berharap UE mempertinbangkan peraturan tersebut.
“Sangat tidak masuk akal jika industri yang menerima denda, padahal rancangan kondisi untuk menggenjot produksi mobil listrik belum tersedia,” tegas Blume. (Aldion/Electrek)