Bimmer.ID — Perpaduan antara mesin besar pada mobil kecil dan ringan acapkali menjadi semacam formula untuk mencapai puncak kepuasan batin dan kecepatan.
Namun begitu, terkadang formula ini selalu mendatangkan masalah serta tidak praktis digunakan sehari-hari.
Itulah yang dialami oleh BMW Z3 dengan mesin V12 yang diciptakan oleh insinyur BMW pada tahun 1999 lalu.
Ide nyeleneh ini berawal ketika BMW dan majalah asal Jerman, Auto Zeitung, melakukan kolaborasi untuk melihat apa jadinya jika sebuah mobil mungil disematkan mesin raksasa.
Tanpa membuang banyak waktu, mereka langsung mengeksekusi ide gila itu menjadi kenyataan. Alhasil terciptalah Z3 bermesin 12 silinder.
Mesin yang digunakan adalah M73B54 berkapasitas 5.400 cc yang biasanya digunakan pada BMW E38 Seri 7, E31 Seri 8, dan Rolls-Royce Seraph.
Mesin raksasa itu mampu menghasilkan tenaga sebesar 326 HP dan torsi 490 NM yang diteruskan ke roda belakang melalui girboks manual 6 percepatan.
Auto Zeitung mengatakan, BMW Z3 dengan mesin V12 ini mampu melesat dari 0-100 KPJ dalam 5,5 detik. Adapun kecepatan puncaknya mencapai 263 KPJ.
Keren tapi bermasalah
Pemasangan mesin gambot itu, seperti yang dapat diduga, lalu mendatangkan masalah tersendiri.
Perlu diketahui, Z3 merupakan sebuah roadster yang menganut formula fun to drive, ringan, lincah, dan kencang yang biasanya dibekali mesin 6 dan bahkan 4 silinder.
Semua formula itu hilang berkat mesin V12 tersebut. Masalah pertama adalah bobot mobil yang mencapai 1,4 ton, atau 100 kg lebih berat ketimbang versi aslinya.
Distribusi bobotnya juga tak seimbang antara depan dan belakang karena mesin M74 ini lebih berat 90 kg ketimbang mesin 6 silinder bawaan Z3.
Alhasil handling roadster ini menjadi sangat tidak baik akibat bagian belakang yang terlalu ringan.
Masalah lain juga datang dari cooling system, atau sistem pendinginan mesin. Ruang mesin Z3 yang mungil tak dapat mengakomodasi mesin V12 secara sempurna.
Sehingga mobil ini gampang mengalami overheat dan wajib berhenti ketika baru dikendarai dalam waktu singkat.
Berikutnya adalah karter olinya yang terlampau rendah, sehingga kerap menggesek permukaan aspal.
Itu tentu saja terjadi karena dimensi mesinnya yang terlampau besar dan tidak diperuntukkan bagi mobil sekecil Z3.
BMW sendiri mengatakan jika mobil yang hanya ada satu-satunya di dunia ini sebagai roadster “overkill” alias lebay atau berlebihan.
Namun demikian, mobil yang kini dipajang di BMW Classic Museum ini patut diapresiasi sebagai bentuk realisasi dari rasa penasaran manusia. (Aldion/BMW Blog)