Bimmer.ID — Selama ini, Jaguar dikenal sebagai salah satu produsen mobil yang disegani. Logo jaguar melompat (The Leaping Jaguar) ciptaan Frederick Gordon Crosby merupakan salah satu simbol paling terkenal dan dipuja-puji di dunia otomotif.
Namun, semua itu berubah dengan diluncurkannya logo baru Jaguar pada pekan ini. Banyak orang di media sosial mencibir, termasuk CEO Tesla sekaligus orang terkaya di dunia, Elon Musk.
Baru-baru ini produsen kendaraan mewah asal Inggris itu memperkenalkan logo baru dengan filosofi “exuberant modernism” yang artinya “moderen dan riang gembira” dalam bahasa Indonesia.
Menurut Jaguar, definisi logo baru itu “imaginatif, berani, dan artistik”. Bahkan Kepala Desain Kreatif Jaguar, Gerry McGovern menyebut bahwa visi baru mereka terinspirasi dari kepercayaan sang pendiri, yakni “Jaguar tidak menjiplak apapun”.
Akan tetapi, logo baru Jaguar ini dianggap sebagai sebuah “bencana”. Pertama, dari pemilihan jenis font, dan kedua adalah hilangnya logo The Leaping Jaguar itu sendiri.
Laman Autopian menulis, “Font yang digunakan memang terlihat bersahabat dan clean, mirip desain retro dekade 1970-an. Ini adalah logo yang fantastis bagi merek perusahaan elektronik atau yogurt. Tetapi untuk logo Jaguar? TIDAK!”
Elon Musk melalui akun X miliknya menyindir logo baru Jaguar dengan menulis, “Apakah kalian menjual mobil?”
Pengguna X lainnya, Ian Miles Cheong, juga mencibir dengan mengatakan bahwa “woke ideology” yang dilakukan Jaguar dalam mempromosikan LGBT melalui video promosi terbarunya adalah salah.
Seiring diluncurkannya logo baru, Jaguar juga merilis video promo yang dianggap aneh dan tidak sesuai. Video itu bahkan tidak menyertakan mobil buatan Jaguar.
“Ini akan menjadi keputusan penjualan paling buruk dalam sejarah,” tulis pemilik akun @dannyadams2211 di kolom komentar YouTube.
“Ini bukan iklan, ini adalah kuburan bagi Jaguar,” timpal komentar lainnya yang disukai oleh 6.900 orang lebih.
“Keputusan terburuk dalam sejarah, sata akan sangat malu memiliki Jaguar,” tulis @Hatchbm menambahkan.
Jaguar pertamakali didirikan di Inggris pada 1922. Kini, bersama Land Rover, perusahaan tersebut dimiliki oleh perusahaan asal India, Tata Motors.
Pabrikan yang bermarkas di Whitley, Coventry, Inggris, itu pada 2021 lalu telah menghentikan produksi mobil bermesin bensin dan akan beralih pada kendaraan full elektrik. (Aldion/Business Insider)