Bimmer.ID — BMW Group menunda produksi kendaraan listriknya di pabrik Oxford, Inggris, terkait “ketidakpastian yang dihadapi saat ini”.
Padahal, mereka baru saja meremajakan pabrik dengan investasi sebesar ยฃ600 juta, atau sekitar Rp12,3 triliun.
BMW Group juga memutuskan untuk tidak menerima bantuan dana sebesar Rp1,2 trilun dari pemerintah.
Itu semua buntut dari debat berkepanjangan antara pemerintah dengan produsen industri otomotif Inggris terkait target produksi kendaraan full elektrik (EV).
Produsen kendaraan berargumen jika angka produksi EV yang ditetapkan pemerintah tahun ini dan tahun mendatang terlalu tinggi.
Awal tahun ini, pemerintah Inggris menjalankan perubahan kebijakan terkait mandat kendaraan nol emisi (ZEV). Kebijakan itu membuat sebagian besar raksasa otomotif dunia resah.
View this post on Instagram
Stellantis November 2024 lalu bahkan terpaksa menutup pabrik mobil mereka di Kota Luton gara-gara mandat pemerintah tersebut yang dinilai terlalu menekan.
“Pabrik Oxford adalah inti dari produksi, manufaktur, dan ekspor MINI dari berbagai model yang dipasarkan ke seluruh dunia,” demikian keterangan BMW Group.
“Tetapi, akibat ketidakjelasan masa depan yang dihadapi produsen otomotif, BMW Group saat ini meninjau kembali waktu yang tepat untuk memperkenalkan produksi MINI elektrik di Oxford.”
BMW Group sebagai induk perusahaan MINI mengaku telah menginformasikan pemerintah Inggris terkait keputusan mereka meninjau kembali linimasa produksi EV di Oxford.
“Kami setuju untuk tidak menerima bantuan pemerintah. Namun kami tetap siap membicarakan rencana masa depan kami dengan pemerintah,” demikian pernyataan resmi BMW Group seperti dilansir BBC, Senin (24/2/25).
Tahun 2023 lalu BMW mengumumkan investasi ratusan juta pound guna mempersiapkan pabrik MINI di Oxford yang nantinya dipakai merakit EV generasi terbaru.
Produksi dua EV baru MINI rencananya dimulai pada 2026 di pabrik Oxford. Namun kini semua itu ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Produksi MINI elektrik ditunda memicu reaksi Departemen Transportasi Inggris (DfT). Mereka mengaku sadar akan tantangan yang dihadapi produsen kendaraan dan siap menerima masukan.
DfT mengatakan juka pihaknya telah menginvestasikan dana sebesar 2,3 miliar Pound untuk mendukung industri dan konsumen beralih menggunakan EV. (Aldion/BBC)