Bimmer.ID — BMW Group (20/4) mengumumkan bahwa mereka akan memimpin proyek baru bernama Car2Car, yang menggali potensi ekonomi sirkular pada manufaktur otomotif dengan mendaur ulang mobil bekas.
Untuk proyek idealis ini, BMW bekerja sama dengan perwakilan dari industri daur ulang, pengolah komoditas, dan dunia ilmu pengetahuan untuk mencari cara meningkatkan kualitas bahan baku sekunder yang didapat dari mendaur ulang mobil bekas.
Fokus dan tujuan
Proyek Car2Car ini difokuskan pada lima jenis bahan baku, yaitu aluminium, baja, kaca, tembaga, dan plastik. Dengan dukungan sebesar Rp104,4 milyar dari Kementerian Ekonomi dan Aksi Iklim Federal Jerman, proyek ini juga akan mengevaluasi dampak ekologis dan ekonomis dari daur ulang material secara keseluruhan.
โHal ini akan memungkinkan BMW Group untuk menghemat sumber daya alam dan mengurangi emisi karbon saat memproduksi kendaraan kami,โ ujar Uwe Kรถhler, Senior Vice President Development Body, Exterior Trim and Interior, BMW Group.
Tujuan dari proyek ini adalah: menciptakan metode pembongkaran dan sortir otomatis yang inovatif agar lebih banyak bahan baku yang didaur ulang bisa dimanfaatkan dalam produksi mobil baru.
BMW Group mempunyai target untuk meningkatkan proporsi bahan baku sekunder dalam mobil-mobil baru mereka dari sekitar 30 persen saat ini menjadi 50 persen. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan ini sudah memperhitungkan kemampuan daur ulang bahan yang digunakan selama proses desain mobil baru.
Dalam proyek Car2Car, BMW Group menyediakan 500 mobil bekas yang akan digunakan untuk mendaur ulang dan menghasilkan spektrum yang representatif.
Teknologi digital dan AI
Pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan dalam proses daur ulang diharapkan dapat mempercepat proses dan meningkatkan kualitas dan kemurnian bahan baku yang dihasilkan.
Selain menjadi pemimpin proyek Car2Car, BMW Group juga memimpin proyek konsorsium lainnya yang bernama Future Sustainable Car Materials (FSCM).
Dalam proyek ini, perusahaan bekerja sama dengan institut penelitian dan perusahaan lain untuk mencari cara baru dalam menggunakan material sekunder dan mengurangi jejak karbon dari bahan baku seperti baja dan aluminium.
Dalam jangka panjang, upaya meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam manufaktur otomotif akan membantu mengurangi ketergantungan industri terhadap impor bahan baku dan meningkatkan nilai tambah. (Yollis/BMW Group)