Bimmer.ID — Kepedulian BMW Group terhadap lingkungan memang tidak setengah-setengah. Hal itu tampak melalui inovasi terbaru mereka untuk terus memperkecil dampak industri pada alam.
Dan saat ini BMW Group menerapkan proses pengecatan dengan teknologi ramah lingkungan yang menggunakan bubuk batu gamping di dua pabrik mereka di Dingolfing dan Regensburg.
Dengan angka produksi 2,4 juta kendaraan per tahun, proses pengecatan terbaru ini diklaim mampu menghemat 17 juta liter air dan 17.400 megawatt-hours energi setiap tahun.
Menurut BMW, penghematan sebanyak itu sama dengan konsumsi tahunan 100 keluarga yang masing-masing terdiri dari empat orang.
Proses pengecatan di kedua pabrik BMW ini juga diklaim mampu mengurangi 5.000 ton emisi CO2 setiap tahun sehingga benar-benar ramah lingkungan.
Adapun bubuk batu gamping yang digunakan dalam proses pengecatan itu nantinya bakal digunakan kembali sebagai material industri konstruksi bangunan. Dengan demikian, tidak ada unsur yang terbuang sia-sia.
Ini merupakan komponen kunci bagi program pengurangan 40 persen emisi CO2 dari BMW. Perlu diingat bahwa proses pengecatan mobil merupakan salah satu tahap yang paling boros energi.
Maka di sinilah teknologi mengambil peran yang sangat krusial dan mampu menjadi pembeda bagi terciptanya lingkungan hijau.
Proses pengecatan
Bagaimana cara kerjanya? Pemisahan partikel cat dipisahkan dngan menggunakan bubuk batu gamping sebagai bahan pengikat.
Alih-alih menggunakan air, kabut cat yang tidak menempel pada bodi mobil ditangkap dengan bubuk batu gamping. Dengan demikian hanya 20 persen udara yang perlu dipanaskan dan dilembabkan.
BMW membeli bubuk batu gamping yang diekstraksi dari pegunungan Keilberg dekat Regensburg.
Setiap minggunya, tiga truk mengangkut material mineral ini ke pabrik Dingolfing, sementara dua truk melakukan perjalanan ke pabrik Regensburg.
Sekitar 20 kilogram bubuk batu ini digunakan untuk setiap mobil sebelum didaur ulang, terutama digunakan sebagai bahan baku semen. (Aldion/BMW Blog)